Persyaratan Umum Suatu Kantor
(Tata Ruang Kantor)
Oleh :
Zahra Tamma Junjunan
145211064
D3 Administrasi Bisnis
Politeknik Negri Bandung
ABSTRAK
Office
today’s are different than the old times. Functions, design, layout, and even
the little aspects such as air flow and lightning systems are evolved better
and better. Companies did this based on the bigger you give, bigger you get.
Many companies spend out lot of money to increase the standard of their own
offices. But let’s talk about these standard. What the employee needs at their
office. The situations?Or the layouts?Or facilities? All of it has it’s own
standard, and the standard must be high. The highest standard you got, the more
incomes you get. Why? Because high standard offices has maximum facilities and
its very good for employees. The good and healthy facilities brings
effectiveness and efficiencies. Especially,
for the office to make employee comfort to work in the office. This journal
talks more about office standard.
Keywords : Employee,Healthy Facilities, Offices
Standard
PENDAHULUAN
Pernahkah
anda melihat bangunan kantor yang megah? Memiliki banyak lantai, ratusan hingga
ribuan pegawai, hingga fasilitas lengkap.Namun apakah semua itu
menjanjikan?Tentu saja tidak. Masih banyak dijumpai kantor – kantor yang tidak
memenuhi persyaratan operasional atau bahkan standar pengaturan tata letak
ruangan kantor. Padahal jika kita lihat dari luar, kantor tersebut sangat
megah. Namun didalamnya sangat berantakan. Jangankan untuk bekerja secara
nyaman, belum tentu para pegawainya juga sehat jika hidup dalam situasi kantor
yang buruk. Dalam jurnal ini penulis akan membahas secara rinci bagaimana
menentukan persyaratan lingkungan kantor yang baik dan sehat, dilihat dari
berbagai aspek yang ada.
Identifikasi Masalah
1.
Apa itu Persyaratan Kantor?
2. Apa saja ruang lingkup persyaratan sebuah kantor?
3.
Hal apa saja yang harus
diperhatikan untuk memenuhi persyaratan sebuah kantor?
Maksud dan Tujuan
1.
Mengetahui apa itu persyaratan
kantor
2. Mengetahui ruang lingkup persyaratan sebuah kantor
3.
Mengetahui syarat untuk memenuhi
sebuah kantor
PEMBAHASAN
Persyaratan Sebuah Kantor
Pada dasarnya, persyaratan sebuah kantor
memiliki perbedaan dalam setiap jenis kantor. Mengapa? Karena satu jenis kantor
belum tentu memiliki persyaratan yang sama dengan kantor lain dan juga berbeda
– beda tergantung dari instansi, departemen, atau kementerian yang
mengeluarkannya. Kita ambil
contoh persyaratan kantor yang dikeluarkan olehKementerian Pekerjaan
Umum. Instansi pemerintah ini
memiliki SKNo : 29/PRT/M/2006. SK ini lebihmenitik beratkansebuah kantor kepada persyaratan yang berhubungan fisik
bangunan kantor, prasarana kantor, dan penyesuaian
dengan persyaratan tata ruang kota karena memang persyaratan kantor ini menyatu
dengan persyaratan gedung secara umum.
Berbeda pula dengan apa yang diterbitkan oleh Kementerian
Tenaga Kerja. Salah satunya
adalahPeraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,Kebersihan serta Penerangan dalam
Tempat kerja.Peraturan ini berbeda dari sebelumnya yang lebih menitik beratkan kepada tenaga kerja dan
orang yang ada dalam kantor tersebut.
Begitu pula yang dijadikan
syarat oleh kementerian kesehatan, yang tertuang dalam Kepmenkes No 1405/MENKES/SK/XI/2002, yang bertujuan untuk mencegah
gangguan kesehatan di perkantoran. Masih banyak lagi peraturan yang menyinggung persyaratan sebuah kantor
di Indonesia.
Sayangnyadiantara peraturan dan
persyaratan tersebut, meskipun terkadang sangat mirip, tetapi terpisah dan tidak
saling terkait. Sehingga selain tidak nyambung, juga sering terjadi overlap
yang akan menyulitkan pada saat ada revisi dari sumber asal ( biasanya standar
dari luar ). Walaupun demikian, dari ketiga macam peraturan tersebut ada
kesamaan, yaitu pentingnya jaminan
keselamatan dan kesehatanorang terkait dengan aktivitas kantor
tersebut.
Persyaratanteknis lain terkait dengan
kantor biasanya berupa standar, yang digunakan oleh Indonesia yakni SNI. Ada
SNI tentang persyaratan pencahayaan yang sebaiknya kita bandingkan dulu dengan
Peraturan Menteri Perburuhan no 7 tahun 1964 atau Kepmenkes No 1405 tahun 2002.
Ada SNI tentang ventilasi dan aliran udara dalam ruangan, dll termasuk
persyaratan instalasi listrik
Sebenarnya pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan
tersebut tidak bermasalah, asalkan ada kemauan dari manajemen kantor. Tugas
manajer kantorlah untuk mensinkronkan peraturan dan persyaratan tersebut agar
sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Yang jadi masalah adalah bila desain dan pembangunan
tata ruang kantor, untuk alasan tertentu oleh pihak manajeman sepenuhnya
diserahkan kepada kontraktor. Ini sama saja dengan membuat tata ruang kantor menurut sudut pandang manajemen pemberi order, yang belum tentu sesuai
dengan yang dibutuhkan karyawan yang setiap hari berada dalam kantor tersebut.
Kalausudah demikian, niat mendesign
atau merenovasi ruang kantor agar bisa meningkatkan produktifitas tidak akan
tercapai. Malah yang terjadi adalah penghamburan sumber daya perusahaan, yang
sebenarnya sangat tidak dikehendaki.
TATA RUANG KANTOR
Pengertian Tata Ruang Kantor
Menurut Quible (2002) Layout menjelesakan penggunaan
ruang secara efektif serta maupun memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap
pekerjaan yang dilakukan maupun memberikan kesan yang mendalam bagi si pegawai.
Menrut Littlefield dan Peterson (1956), Layout sebagai prosese penentuan
kebutuhan akan ruang dan tentang penggunaan ruangan secara terperinci guna
menyiapkan susunan yang praktis dari gaktor-faktor fisik yang dianggap perlu
untuk pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Layout kantor yang
efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan penggunaan ruang yang
ada secara fektif
b.
Mengembangkan lingkungan kerja yang
nyaman bagi pegawai
c. Memberikan kesan yang positif
terhadap pelanggan perusahaan
d.
Menjamin efisiensi dari arus kerja
yang ada
e.
Meningkatkan produktivitas kerja
pegawai
f. Mengantisipasi pengembangan
organisasi di masa depan dengan melakukan perencanaan layout yang fleksibel.
Menurut
Gustafsson (2002) menyarankan bahwa dalam perencanaan layout organisasi
seharusnya memperhatikan tren pekerjaan di masa depan yaitu :
1.
Pekerjaan berbasis tim (work-based teams)
Pengunggan tim menjadi andalan oerganisasi dalam
beraptasi dengan lingkungan yang berubah secara dinamis. Dengan karakter utama
yang dinamis, kantor berkonsep terbuka dan pengotiimalan penggunaan tuang rapat
harus dipertimbangkan oleh organisai dalam perencanaan layout.
2.
Telecommuting
Meningkatnya tren pegawai yang melaksanakan pekerjaannya
di rumah atau tempat yang bukan kantor “formal”. Walaupun kebutuhan akan ruang
kantor dapat diminimalisir, namun perlu dipertimbangkan di mana pegawai yang
dimaksud pada saat akan mengahabiskan waktunya di kantor karena atasan sedang mengajak
rapat mingguan atau bulanan. Jadi ruangan bersama yang dapat di bagi dengan
telecommuter harus teteap disediakan.
3.
Hoteling
Semakin banyaknya pegawai yang tiap hari berada di
lapangan (terutama divisi penjualan) membutuhkan ruangan kantor yang optimal,
karena hanya pada saat tertentu mereka datang dan membutuhkan ruangan.
Manfaat Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor yang baik akan bermanfaat bagi
organisasi yang bersangkutan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada pokoknya akan
diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Mencegah penghamburan tenaga dan
waktu para pegawai karena berjalan bolak-balik yang seharusnya tidak perlu.
b.
Menjamin kelancaraan proses pekerjaan yang bersangkutan.
c.
Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu lantai tertentu
dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak–banyaknya.
d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu.
Dalam menyusun ruang kerja
perkantoran, ada beberapa tujuan yang dicapai. Tujuan itu merupakan pula syarat
yang seharusnya dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor yang baik.
Tujuan
yang seharusnya dijadikan pedoman ialah :
a.
Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang
sependek mungkin
b.
Rangkaian aktivitas tata susaha dapat mengalir secara lancar
c.
Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan
d.
Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara
e.
Pegawasan terhadappekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan
f.
Pihak luar yang mengunjungi kantor yagn bersangkutan mendapat kesan yang baik
tentang organisasi
g.
Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah
diubah sewaktu–waktu diperlukan
Geoffry
dan Mills dan Oliver Standingford menegaskan bahwa berbagai tujuan penyusunan
tata ruang yang baik bagi suatu kantor ialah :
a.
Persyaratan peratutan perundang–undangnya dipenuhi
b.
Ruang dipergunakan sampai manfaat yang terbesar
c.
Pelayanan–pelayanan tersedia sepanjang diperlukan tenaga listrik, telepon dan
lain–lain
d. Persyaratan kerja yang baik disediakan bagi setiap orang
d. Persyaratan kerja yang baik disediakan bagi setiap orang
e.
Pengawasan dapat melihat para petugas sedang bekerja
f.
Rasa kesatuan dan kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara
g.
Komunikasi dan arus kerja diperlancar
h.
Lalu lintas para petugas tata usaha diantara meja dan almari arsip dipisahkan
i.
Saling mengganggu di antara para juru tata usaha dihindarkan
j.
Kebebasan diri dan keamanan diusahakan sepanjang perlu
Asas Tata Ruang Kantor
Richard Muthler mengemukakan 6 asas
mengenai pokoktata ruang pabrik yang terbaik. Walau asas asas diperuntukkan
bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan
penyesuaian seperlunya dapatlah beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata
ruang kantor.
Beberapa
asas itu diantaranya ialah :
a. Asas mengenai jarak
terpendek
Dengan tidak mengabaikan hal–hal
khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang memungkinkan proses
penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh jarak yang terpendek–pendeknya. Dalam
hal ini garis lurus antara 2 titik adalah jarak yang terpendek.Dalam menyusun
tempat kerja dan menetapkan alat–alat hendaknya asas ini dijalankan sejauh
mungkin.
b. Asas mengenai rangkaian kerja
Dengan tidak mengabaikan hal–hal
khusus, tata ruang yang baik adalah yang menempatkan para pegawai dan alat–alat
kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urut–urutan penyelesaian pekerjaan
yang bersangkutan. Asas ini merupakan bagian dari asas mengenai jarak
terpendek.Menurut asas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari
permulaan dikerjakan sampai selesai dikerjakan, tidak ada gerakan mundur atau
menyilang.Hal ini berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk
garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu selalu mengarah maju ke depan
menuju penyelesaian. Bentuknya dapat berupa garis bersiku atau lingkaran atau
berbentuk huruf L atau U.
c. Asas mengenai penggunaan segenap ruang
Suatu tata ruang yang baik ialah
yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada.Ruang itu tidak hanya yang
berupa luas lantai saja (ruang datar).Melainkan juga ruang yang vertikal ke
atas maupun ke bawah. Jadi di mana mungkin tidak ada ruagn yagn dibiarkan tidak
terpakai
d. Asas mengenai perubahan
susunan tempat kerja
Dengan tidak mengabaikan hal–hal
khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun
kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang sangat
besar.
Macam-Macam Tata Ruang Kantor
Tata
ruang perkantoran dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu :
1.
Tata ruang kantor tertutup
Susunan ruangan untuk bekerja
terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang dibagi-bagi karena keadaan gedung yang
terdiri atas kamar-kamar maupun karena disegaja dibauat pemisah buatan
2.
Tata ruang kantor yang terbuka
Menurut susunan Ruangan kerja yang
dipisah-pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar
terbuka.
3.Tata ruang
kantor landscape (gabungan)
Konsep
tata ruang lanscap adalah perpaduan dari susunan ruangan tata ruang kantor tutup dan tata ruang kantor
terbukan
Konsep Kantor
Tertutup
Dalam suatu
perusahaan menganut konsep layout tertentu, salah satunya konsepr kantor
tertutup. Susunan ruang kerja terbagi-bagi dalam beberapa kamar-kamar ( Chaniago;2013) yaitu dalam satu ruangan
terdiri dari beberapa ruangan tertutup atau pun memakai skat. Hal ini terjadi
karena keadaam gedung yang tertidiri dari atas kamar-kamar atau tuntutan dari
sifat pekerjaan yang membuthkan konsentrasi tinggi atau yang bersifat
rahasia. Manfaat dari konsep kantor
tertutup ini karyawan bisa bekerja dengan konsentrasi sehingga mengahasilkan
informasi atau pekerjaan yang lebih terjamin bagi suatu perusahaan, kemudian
suatu pekerjaan yang bersifat rahasia terjamin keamanannya, selain itu
meningkatkan privacy. Namun ada sisi kelemahannya dimana karyawan ataupun para
petinggi perusahaan akan kurang berkomunikasi sehingga menyebabkan hubungan
karyawan perusahaan kurang dekat, selain komunikasi konsep antor tertutuppun
membutukan biaya yang sangat besar dan mengharusakan ukuran gedung perusahaan
haruslah luas karna untuk membuat kamar-kamar bagi setiap karyawannya
membutuhkan ruangan yang besar, pengawasan dalam perusahaan akan lebih sulit,
pemakaian ruangan kurang flexible apabila ada perubahan penataan peralatan,
perlengkapan dan mesin-mesin kantor.
Konsep Kantor Terbuka
Salah satu keputusan strategis yang
perlu diambil perusahaan dalam mendesain layout perkantoran adalah apakah
menggunakan konsep kantor konvensional atau konsep kantor terbuka atau
menggabungkan keduanya. Konsep kantor konvensional banyak menggunakan dinding
permanent yang secara tidak langsung merefleksikan struktur organisasi yang
digunakan, yaitu birokrasi. Sedangkan konsep kantor terbuka menurut Quible
(2001) lebih mendasarkan pada konsistensi konsistensi hubungan antara tugas dan
tanggung jawab pegawai dengan ruang kantor itu sendiri.
Desain layout ini juga membantu
memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai berkaitan dengan tugas yang harus
dilakukan, alat, peralatan yang diperlukan dengan lingkungan fisik kantor yang
mendukung tugasnya. Brydone (2002) menjelaskan konsep ini dapat meningkatkan
kerja sama antarpegawai dengan terciptanya lingkungan kantor yang mendukung
komunikasi terbuka, sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat.
Wah (1998) juga menyebutkan bahwa
desain ini dapat mendorong proses kreatif yang diharapkan dari pegawai yang
berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kreatif.Dengan berbagai kelebihannya
konsep ini telah digunakan oleh lebih dari dua pertiga kantor di dunia dan juga
yang menggabungkannya dengan konsep konvensional (Myerson, 2005).
Kepopulerannya sebagian besar didasarkan pada efisiensinya dalam melakukan
perubahan layout, walaupun masalah privasi dan gangguan suara yang didapat
pegawai ketika membutuhkan ketenangan dalam bekerja juga perlu mendapat
perhatian.
Menurut Quible (2001), ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan konsep ini :
a. Penggunaan dinding permanent yang minim
b.
Penempatan masing-masing unit kerja yang akan meminimalisir terjadinya work
backlogs ataupun crisscrossing pekerjaan
c.
Memberikan perhatian khusus terhadap akustik dan gangguan suara gunamenciptakan
lingkungan kerja yang nyaman. Kualitas akustik dapat dianggap baik apabila
dalam jarak 15 kaki dari sumber suara tidak mengganggu pegawai lainnya.
d.
AC dan kotrol kelembaban yang terpusat akan mudah dikendalikan.
e.
Pola warna dan pengaturan furniture yang tepat akan menjadikan lingkungan kerja
kondusif bagi pegawai. Penggunaan panel maupun meja kursi yang portable akan
menyediakan privasi dan menambah estetika area tersebut.
Konsep Kantor
Landscape
Pada
dasarnya konsep kantor landscap adalah penggabungan daru dua konsep yaitu
konsep kantor tertutup dan terbuka. Bentuk ruangan kantor ini mengusahakan agar benar-benar
mengahsilkan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam
pemanfaatan ruangan yang ada. Dalam melakukan penentuan tata letak kantor diperlukan
sebuah perencanaan, karena perancanaan ini sangat penting untuk mempengaruhi
tahap berikutnya. Menurut Quible (2001) ada beberapa faktor ang harus
diperhatikan, antara lain :
a. Tugas pegawai. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang
dimiliki pegawai akan mempengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang
dibutuhkan guna pengoptimalan kinerja mereka. Namun mengingat lingkungan yang
selalu berubah hendaknya perencanaan layout juga mempertimbangkan faktor
fleksibilitas sehingga layout mudah diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi
dalam beradaptasi dengan lingkungan.
b. Arus kerja. Analisis arus kerja (work-flow) dengan
mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal atau vertical
terutama sangat diperlukan dalam perancangan layout. Menurut Gie (2000), Arus
kerja yang efisien akan menempatkan pegawai dan peralatan dengan pola garis
lurus informasi, sehingga akan mengeliminasi backtracking maupun crisscrossing
pekerjaan.
c. Bagan organisasi. Ketika arus kerja berlangsung secara
vertical, bagan organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing
anggota organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar
pegawai dilevel yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang tepat bagi
pegawai maupun unit kerja.
d. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa datang.
Menjelaskan berapa luas area yang dibutuhkan jika perusahaan akan melakukan
perluasan atau pengurangan di masa depan.
e. Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi maupun
media yang digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh pegawai maupun
departemen sangat membantu dalam perancangan layout kantor. Semakin tinggi
frekuensi hubungan yang dilakukan maka semakin dekat ruanganya.
f. Departemen dalam organisasi. Banyak perusahaan
mengelola kantornya bedasarkan fungsi, terutama departemen yang berpengaruh
terhadap keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan berdasarkan
arus kerja diantara mereka.
g. Kantor publik dan privat. Pada masa lalu penggunaan
kantor private akan menunjukkan prestisse dan status suatu perusahaan atau
organisasi di mata masyarakat. Namun, pemanfaatan kantor sekarang lebih
mengarah pada pemakaian kantor bersama, karena biaya pengoperasian kantor lebih
murah.
h. Kebutuhan ruang. Beberapa faktor yang dapar
menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh pegawai adalah pegawai yang
membutuhkan peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruangan yang
lebih besar dibandingkan yang tidak.
i. Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan
layout kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari satu area ke area yang
lain. Perencanaan tersebut harus dapat membuat pegawai bergerak secara mudah
tanpa terhambat.
j. Pembiayaan ruang perkantoran.
Standar Ruang Kantor
Setiap kantor mempunyai persyaratan
lingkungan fisik yang harus diperhatikan dan diatur sebaik baiknya oleh setiap
manajer perkantoran yang modern. Sebagai contoh di negara Inggris dalam 1963
telah ditetapkan undang undang mengenai kantor (THE OFFICE ACT) yagn antara lain
menetapkan prsayratan atau stadar yang harus dimiliki oleh setiap ruang kantor.
Standar
itu meliputi hal hal sebagai berikut :
A. KebersihanBangunan, perlengkapan,
dan perabotan harus dipelihara bersih
B. Luas ruang kantor tidak boleh
dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square
feet sama dengan 3.7 m2 untuk setiap petugas
C. Suhu Udara
Temperatur
yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja ( minimum 16 C = 61F)
D. Ventilasi
Peredaran
udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang
kerja
E. Penerangan Cahaya
Cahaya
alam / lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan, sedang
perlengkapanpenerangan dirawat dengan seharusnya .
F. Fasilitas kesehatan
Kamar
kecil, tolitet, dan sejenisnya harus disediakan untuk para petugas serta
terpelihara kebersihannya
G. Fasilitas Cuci
Ruang
Cuci muka / tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus
disediakan untuk secukupnya.
H. Air minum
Air
bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa / tempat
penampungan khusus
I. Tempat pakaian
Dalam
kantor harus disediakan temapt untuk menggantungkan pakaian yang tidak dipakai
petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian yang basah
J. Tempat duduk petugas harus disediakan tempat
duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu
K. Lantai, gang , dan tangga
Lantai
harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir, tangga diberi pegangan untuk
tangan, dan bagian–bagian yang terbuka diberi pagar
L. Mesin
Bagian
mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dari petugas yane memakainya harus
cukup terlatih
M. Beban berat
Petugas
tidak boleh ditugaskan mengangkat , membawa atau memindahkan beban berat yang
dapat mendatangkan kecelakaan
N. Pertolongan pertama
Dalam
ruang kerja harus dissediakan kotak / lemari obat untuk pertolongan pertama
maupun seseorang pegawai yagn terlatih memberikan pertolongan itu
O. Penjagaan kebakaran
Alat
pemadam kebakaran dan sarana untuk melariakn dari bahaya kebakaran harus
disediakan secara memadai termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran
P. Pemberitahuan kecelakaan
Kecelakaan
dalam kantor yagn menyebakan kematian atau absen petugas lebih dari 3 hari
harus dilaporkan kepada pihak yang berwajib
KESIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal ini adalah untuk mencapai suatu keefektifan dan
keefisienan pekerjaan dalam suatu lingkungan perkantoran perlu adanya
usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki tingkat kenyamanan
bagi karyawannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan
situasi dan kondisi kantor sesuai persyaratan yang ada dan disesuaikan dengan
kebutuhan dari kantor itu sendiri. Dengan penerapan standard tersebut, harapan
akan tercapainya efektifitas dan efisiensi pegawai dalam bekerja bukan lagi
sebuah angan belaka, melainkan menjadi patokan yang realistis mengingat segala
hal yang telah dilakukan oleh perusahaan adalah baik dan sesuai dengan prosedur
yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung : CV Akbar
Limas Perkasa
The Liang Gie. 2000. AdministrasiPerkantoran Modern. Yogjakarta: Liberty
Sukoco, Badri Munir.
2007. Manajemen Administrasi Pekantoran Modern.Jakarta:
Erlangga.
Tulisannya sangat lengkap sekali, saya jadi tahu persyaratan untuk penataan ruang kantor.
BalasHapusTerimakasih :)
Hapus